GfC8TSAlTSGoTUAoTfz7GpA9TA==

Inilah Cara Pemerintah Kota Malang Untuk Wujudkan Kota Zero Stunting

Malang, malangterkini.id - Berbagai elemen organisasi daerah serta pemangku kepentingan yang terlibat dalam penanggulangan stunting di Kota Malang menghadiri pertemuan yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Pendudukan dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AP2KB) di Kota Malang pada Rabu (15 Mei 2024).

Kegiatan yang diadakan di Ijen Suites & Convention ini akan memastikan implementasi sinergis dari kegiatan pencegahan serta pengurangan stunting yang dilakukan oleh pemerintah daerah serta pemangku kepentingan terkait untuk menghindari penundaan di Kota Malang.

Di bawah arahan (Pj.) Wali Kota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM mengatakan, pencegahan dan penanggulangan stunting memerlukan tindakan bersama semua pihak. “Permasalahan stunting bukanlah masalah kelompok atau organisasi masyarakat tertentu, melainkan tanggung jawab bersama baik organisasi maupun individu,” tegasnya.

Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023,  prevalensi stunting di Kota Malang mengalami penurunan sebesar 18% hingga 17,3% dibandingkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022.

Berdasarkan pengukuran berat badan bulan  Februari 2024 yang dilaporkan  Dinas Kesehatan, prevalensi stunting di Kota Malang sebesar 8,38%. Wakil Wali Kota Malang mengatakan, untuk mencapai tujuan penurunan stunting, pihaknya juga  mengalokasikan anggaran sebesar Rp 227.667.411.371,00, meningkat sebesar Rp 18,08 miliar dibandingkan tahun 2023.

Wahyu mengutus berbagai arah untuk menggalakkan pengurangan stunting dari hulu hingga hilir. Hal ini mencakup namun tidak terbatas pada konseling pernikahan integratif, pemeriksaan kesehatan  calon pengantin, dan pendampingan  calon pengantin minimal tiga bulan sebelum pernikahan.

Pelayanan kesehatan  ibu juga menjadi perhatian terkait penyediaan tablet suplemen darah bagi remaja putri, calon pengantin, dan ibu hamil. Pada bulan ini, kami juga akan memperluas cakupan pemberian ASI eksklusif untuk bayi usia 0-6 bulan, memberikan dukungan kepada keluarga yang berisiko mengalami stunting, dan memperkuat kolaborasi dengan komunitas lokal dan dunia usaha.

Ia juga menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Malang terus mendorong kecamatan dan kelurahan untuk berinovasi guna menurunkan angka stunting. Melalui kolaborasi antar kecamatan  dengan puskesmas setempat, masyarakat dan lembaga, berbagai inovasi dan strategi bermunculan di beberapa kecamatan dengan  tujuan yang sama untuk menurunkan stunting.

Begitu pula jika angkanya masih di bawah  target (angka stunting). Saat ini, melalui Rembuk Stunting, kami sedang mengevaluasi apa saja yang perlu dioptimalkan untuk mencapai tujuan kami. Mengikuti konsep Pentahelix, kami berupaya untuk maju bersama. “Karena tanpa sinergi sulit,” lanjutnya.

Senada, Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Erik Setyo Santoso, ST, MT, mengatakan TPPS Kota Malang mempunyai kemampuan dalam melaksanakan stunting secara efektif, fokus dan terpadu dan menciptakan sinergi. Memasukkan dan mengevaluasi peran lintas sektoral dalam kerangka Pemerintah Kota Malang.

Konseling stunting merupakan forum yang mempertemukan efek sinergis perencanaan dan penanggulangan antar semua pihak terkait. Hal ini akan menentukan bagaimana intervensi yang direncanakan untuk mencegah dan mengurangi stunting akan dilaksanakan antara pemerintah daerah yang bertanggung jawab, organisasi non-pemerintah dan masyarakat.

“Ini merupakan upaya untuk memperkuat pencapaian minimal 14% target  stunting di Kota Malang  sesuai  target nasional. Kami berharap saran tentang stunting hari ini bisa digunakan secara maksimal, dan yang terpenting adalah tindakan Anda di tempat kejadian. Segera hubungi orang yang teridentifikasi atau dicurigai secara langsung. Oleh karena itu, kami dapat memantau perkembangannya dari waktu ke waktu,” tutupnya.

Erik mengatakan, Pemerintah Kota Malang telah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan prevalensi stunting, di antaranya dengan memberikan makanan tambahan serta memberikan pendidikan kesehatan reproduksi kepada remaja. Selain itu, pelatihan teknik pengolahan makanan sebagai Makanan Pendamping ASI (MPASI) juga diberikan kepada ibu-ibu kader.

Pemerintah Kota Malang juga akan fokus pada infrastruktur, antara lain perbaikan sanitasi, lingkungan bersih, kualitas infrastruktur dan beberapa hal lain yang mendukung dilakukannya intervensi pencegahan dan mitigasi stunting secara komprehensif dan berkelanjutan.

Berbagai inovasi juga dikembangkan untuk mendukung upaya penurunan stunting  di kecamatan. Diantaranya Dashat (Dapur Sehat Atasi Stunting) dari Desa Oro-oro Dowo, Donasi Klenting  serta Makanan Sehat Atasi Stunting (Masting) dari Desa Samaan,  Gerakan Ting Tong  sebanyak 5 kali setiap pukul 20.00 WIB untuk mengingatkan minum tablet tambah darah setiap hari.

 

 

 


Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network
Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network
Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network

Ketik kata kunci lalu Enter

close
pasang iklan media online nasional pewarta network