Malang, malangterkini.id - Semarak perayaan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1446 Hijriah atau 1 Suro diwarnai dengan tradisi Mbabar Mbubur di Kota Malang, Jawa Timur. Tradisi ini merupakan wujud rasa syukur masyarakat atas karunia Allah SWT dan penghormatan kepada leluhur, khususnya Ki Ageng Gribig, pendiri wilayah Malang Raya.
Mbabar Mbubur diawali dengan prosesi pembuatan bubur suro yang melibatkan seluruh warga secara gotong royong. Bubur ini terbuat dari beras, santan, gula merah, dan berbagai rempah-rempah, dimasak dengan penuh doa dan harapan.
Puncak acara tradisi ini adalah kirab gunungan bubur yang meriah. Gunungan bubur yang dihiasi aneka jajanan tradisional menjadi simbol kelimpahan dan keberkahan. Kirab dimulai dari sisi timur Boulevard Ki Ageng Gribig menuju kompleks makam Ki Ageng Gribig.
Di barisan terdepan kirab, terdapat seorang wanita berpakaian hitam dengan membawa sapu, melambangkan kesederhanaan dan kerendahan hati. Diikuti dengan seorang sepuh yang memerankan sosok Ki Ageng Gribig.
Sesampainya di gerbang makam, rombongan disambut Topeng Menak, tarian yang menggambarkan perjuangan Raja Menak menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Kemeriahan kirab semakin terasa dengan lantunan salawat dan takbir yang menggema di sepanjang jalan.
Gunungan bubur kemudian diarak mengitari kompleks pemakaman Ki Ageng Gribig. Setelah didoakan, bubur tersebut diperebutkan oleh masyarakat yang hadir. Momen ini menjadi simbol perebutan berkah dan doa yang dipanjatkan dalam tradisi Mbabar Mbubur.
Tradisi Mbabar Mbubur bukan hanya tentang makanan, tapi juga tentang nilai-nilai budaya dan spiritual yang terkandung di dalamnya. Tradisi ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk selalu bersyukur, menghormati leluhur, dan menjaga nilai-nilai luhur budaya bangsa.
Semangat Gotong Royong dan Kebersamaan
Mbabar Mbubur menjadi wujud nyata semangat gotong royong dan kebersamaan masyarakat. Proses pembuatan bubur dan kirab gunungan bubur melibatkan partisipasi aktif seluruh warga. Hal ini menunjukkan rasa persatuan dan kepedulian antar sesama yang tertanam kuat dalam tradisi ini.
Nilai-Nilai Spiritual dan Budaya
Tradisi Mbabar Mbubur juga sarat dengan nilai-nilai spiritual dan budaya. Doa yang dipanjatkan saat pembuatan dan pembagian bubur menjadi wujud rasa syukur kepada Allah SWT. Penghormatan kepada Ki Ageng Gribig sebagai pendiri wilayah Malang Raya juga menjadi bagian penting dari tradisi ini.
Menjaga Tradisi dan Melestarikan Budaya
Mbabar Mbubur merupakan tradisi yang patut dilestarikan sebagai bagian dari kekayaan budaya bangsa. Tradisi ini menjadi pengingat bagi generasi muda untuk terus menjaga nilai-nilai luhur budaya dan kearifan lokal.
Semangat gotong royong, rasa syukur, dan penghormatan kepada leluhur yang terkandung dalam tradisi Mbabar Mbubur menjadi pelajaran berharga bagi kehidupan bermasyarakat. Tradisi ini diharapkan dapat terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi penerus agar nilai-nilai budayanya tetap hidup dan lestari.