Malang, malangterkini.id - Festival Kampung Dilem yang digelar di Desa Gondowangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, tahun ini kembali menyuguhkan keunikan yang tak terlupakan. Acara yang sudah menjadi tradisi tahunan ini tidak hanya menjadi ajang perayaan budaya, namun juga simbol kuat toleransi antarumat beragama.
Dengan semangat gotong royong, masyarakat Gondowangi berhasil menyajikan perhelatan yang meriah dan sarat makna. Tahun ini, Festival Kampung Dilem mengusung tema toleransi dan pelestarian lingkungan. Hal ini terlihat jelas dari rangkaian acara yang digelar, mulai dari pengajian dan doa bersama lintas agama hingga pertunjukan kesenian tradisional yang beragam.
Salah satu yang paling menarik perhatian adalah panggung utama yang didesain dengan konsep "tropical". Tim kreatif festival, Angga Rubini, menjelaskan bahwa panggung ini terinspirasi dari keindahan alam sekitar. Dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti daun kelapa, pohon juwet, dan bambu, panggung sepanjang 22 meter dan lebar 10 meter ini berhasil menyatu dengan alam sekitar.
"Kami ingin menghadirkan suasana yang asri dan menyatu dengan alam. Konsep 'tropical' ini juga sebagai pengingat bagi kita semua untuk selalu menjaga dan merawat lingkungan," ujar Angga.
Selain panggung yang unik, Festival Kampung Dilem juga menyajikan berbagai pertunjukan kesenian tradisional yang memukau. Mulai dari tarian daerah, reog Ponorogo, hingga kesenian bantengan yang sedang populer saat ini. Semua pertunjukan ini berhasil memukau penonton dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Kepala Desa Gondowangi, Danis Setya Budi Nugraha, mengungkapkan rasa syukurnya atas suksesnya penyelenggaraan Festival Kampung Dilem. "Acara ini bukan hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat tali silaturahmi dan melestarikan budaya," kata Danis.
Lebih lanjut, Danis berharap Festival Kampung Dilem dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama dalam hal perekonomian. "Kami ingin acara ini bisa menjadi berkah bagi masyarakat, baik dari segi ekonomi maupun sosial," ujarnya.
Toleransi yang Memersatu
Salah satu hal yang paling menonjol dari Festival Kampung Dilem adalah semangat toleransi yang begitu kental. Dengan menggelar doa bersama lintas agama, panitia ingin menunjukkan bahwa perbedaan keyakinan bukanlah penghalang untuk hidup berdampingan secara damai.
"Kami ingin menunjukkan bahwa meskipun berbeda agama, kita tetap bersaudara. Toleransi adalah kunci untuk menciptakan kehidupan yang harmonis," ujar salah satu panitia.
Pesan untuk Generasi Muda
Festival Kampung Dilem tidak hanya ditujukan untuk masyarakat dewasa, tetapi juga untuk generasi muda. Melalui berbagai kegiatan yang digelar, panitia berharap generasi muda dapat lebih mencintai budaya bangsa dan memiliki sikap toleransi yang tinggi.
"Kami ingin menanamkan nilai-nilai luhur kepada generasi muda, seperti pentingnya gotong royong, toleransi, dan cinta budaya," kata Angga.
Festival Kampung Dilem di Desa Gondowangi telah membuktikan bahwa budaya dan toleransi dapat berjalan beriringan. Acara ini tidak hanya menjadi ajang perayaan budaya, tetapi juga sebagai simbol persatuan dan kesatuan bangsa. Semoga Festival Kampung Dilem dapat terus menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk menggelar acara serupa dan memperkuat semangat kebersamaan.