GfC8TSAlTSGoTUAoTfz7GpA9TA==

Hujan Rintik Saksikan Doa Bersama Kenang 2 Tahun Tragedi Kanjuruhan

Malang, malangterkini.id - Suasana haru menyelimuti Stadion Kanjuruhan pada Selasa (1/10/2024). Ratusan orang dari berbagai kalangan, mulai dari keluarga korban, Aremania, pelajar, hingga pemain Arema FC, berkumpul di Gate 13 untuk menggelar doa bersama mengenang dua tahun Tragedi Kanjuruhan. Acara sakral ini berlangsung khidmat di bawah rintik hujan yang seolah turut berduka.

Sejak pagi, tenda-tenda telah didirikan di sekitar Gate 13. Satu per satu, para pelayat mulai berdatangan. Tak hanya dari Malang, sejumlah rombongan Aremania dari luar kota juga turut hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada para korban. Wajah-wajah sendu terlihat jelas di antara kerumunan.

Doa bersama dimulai dengan lantunan ayat suci Al-Quran yang syahdu. Suara merdu pembacaan ayat suci seolah menembus langit, mengiringi tetesan hujan yang semakin deras. Suasana menjadi semakin khusyuk ketika para pelayat mulai memanjatkan doa. Masing-masing dari mereka membawa harapan agar tragedi kemanusiaan seperti ini tidak terulang kembali.

Puluhan poster bergambar para korban tragedi terpampang di sekitar lokasi. Tulisan-tulisan penuh haru dan kenangan menghiasi poster-poster tersebut. Setiap poster seakan menjadi saksi bisu atas kepergian para korban yang begitu tragis.

Kholifatul Nur, salah satu keluarga korban, mengaku bahwa doa bersama ini menjadi momen yang sangat berarti baginya. Jovan Farellino Yuseifa Pratama Putra, anak kandungnya yang menjadi korban tragedi, selalu hadir dalam ingatannya. "Saya sangat bersyukur acara ini bisa berjalan lancar. Banyak yang datang untuk mendoakan Jovan dan korban lainnya," ujar Kholifatul dengan suara lirih.

Julian Guevara, pemain Arema FC, juga turut hadir dalam acara doa bersama ini. Sebagai bagian dari keluarga besar Arema, ia merasa terpanggil untuk memberikan dukungan kepada keluarga korban. "Kami semua sangat kehilangan atas kepergian para korban. Semoga mereka tenang di alam sana," ucapnya.

Usai doa bersama, para pelayat saling berpelukan dan menguatkan satu sama lain. Mereka menyadari bahwa luka akibat tragedi Kanjuruhan belum sepenuhnya sembuh. Namun, dengan adanya acara seperti ini, mereka merasa lebih dekat dan saling mendukung.

Tragedi Kanjuruhan menjadi salah satu catatan kelam dalam sejarah sepak bola Indonesia. Peristiwa ini menyadarkan kita semua tentang pentingnya keselamatan dan keamanan dalam penyelenggaraan pertandingan sepak bola. Semoga peristiwa serupa tidak pernah terulang kembali.

Pesan Moral:

Tragedi Kanjuruhan mengajarkan kita banyak hal. Di antaranya adalah pentingnya persatuan, solidaritas, dan rasa kemanusiaan. Kita harus saling menjaga dan melindungi satu sama lain, terutama dalam situasi sulit. Selain itu, peristiwa ini juga menjadi pengingat bagi semua pihak terkait untuk terus berupaya meningkatkan standar keselamatan dalam penyelenggaraan berbagai macam acara, termasuk pertandingan sepak bola.

Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network
Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network
Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network

Ketik kata kunci lalu Enter

close
pasang iklan media online nasional pewarta network