Malang, malangterkini.id - Candi Jago, saksi bisu kejayaan Kerajaan Singhasari, tak hanya menyimpan kisah sejarah yang memukau, namun juga kekayaan seni yang tak ternilai. Relief-relief indah yang menghiasi dinding candi ini kini menjadi sumber inspirasi baru bagi para perajin batik Kota Malang.
Dalam sebuah acara yang digelar Minggu (14/10/2024), para perajin batik diajak untuk menggali lebih dalam keindahan relief-relief Candi Jago. Rakai Hino Galeswangi, Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Kota Malang, menyebut Candi Jago sebagai “perpustakaan batu” yang kaya akan cerita. Relief seperti Tantri Kamandaka, Aridharma, dan Arjunawiwaha, menurutnya, menyimpan potensi besar untuk diangkat menjadi motif batik yang unik dan bermakna.
"Para perajin batik memiliki kesempatan emas untuk menciptakan karya-karya yang tidak hanya indah, tetapi juga sarat dengan nilai sejarah dan budaya," ujar Rakai.
Acara yang diinisiasi oleh Asosiasi Perajin Batik Kota Malang ini berlangsung meriah. Selain tutorial memakai kain jarik dan batik show, para peserta juga mengikuti kelas mencanting dan sesi diskusi. Dalam diskusi tersebut, para ahli dan perajin batik bertukar pikiran mengenai eksplorasi motif batik Malang yang terinspirasi dari relief Candi Jago.
Ki Demang, Ketua Asosiasi Perajin Batik Kota Malang, mengungkapkan bahwa para perajin batik Malang memiliki kebebasan penuh untuk berkreasi. "Motif batik Malang sangat beragam, mulai dari topeng, tugu, hingga motif binatang yang terdapat pada relief Tantri Kamandaka. Semuanya bisa menjadi inspirasi bagi karya-karya baru," kata Ki Demang.
Edukasi dan Pelestarian Budaya
Selain sebagai ajang kreativitas, acara ini juga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda, tentang pentingnya melestarikan budaya batik. Wiwik Niarti, Owner Batik Blimbing, memberikan tutorial memakai kain jarik yang benar. Ia menyayangkan banyaknya kesalahan dalam penggunaan kain jarik yang marak terjadi saat ini.
"Saya ingin generasi muda bisa mengenakan kain jarik dengan anggun dan sesuai dengan situasi," ujar Wiwik.
Candi Jago, sebagai salah satu situs cagar budaya nasional, memiliki peran penting dalam pelestarian sejarah dan budaya Jawa Timur. Ki Demang menegaskan bahwa Malang memiliki sejarah yang panjang dan kaya, yang tercermin dalam berbagai peninggalan arkeologi, termasuk Candi Jago.
"Relief-relief di Candi Jago bukan hanya sekadar hiasan, tetapi juga merupakan cerminan dari pemikiran dan nilai-nilai estetika masyarakat Jawa pada masa lalu," tambahnya.
Batik Malang Go Internasional
Dengan semakin berkembangnya industri kreatif, batik Malang memiliki potensi besar untuk menembus pasar internasional. Motif-motif batik yang terinspirasi dari relief Candi Jago diharapkan dapat menarik minat para kolektor dan pecinta batik di seluruh dunia.
Penetapan batik sebagai warisan budaya takbenda oleh UNESCO pada tahun 2009 menjadi momentum penting bagi pengembangan industri batik di Indonesia. Melalui berbagai upaya pelestarian dan promosi, batik Indonesia, termasuk batik Malang, diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi kebanggaan bangsa.