GfC8TSAlTSGoTUAoTfz7GpA9TA==

Banjir Melanda Kota Malang dan Batu: Dampak Hujan Deras dan Tantangan Infrastruktur

Malang, malangterkini.id - Hujan deras yang mengguyur Kota Malang dan Batu pada Selasa, 24 Desember 2024, telah mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah. Salah satu daerah yang terdampak cukup parah adalah Kelurahan Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang, Malang. Genangan air mencapai ketinggian yang signifikan, merendam puluhan rumah warga di RW 02 dan 04.

Warga yang panik berusaha menyelamatkan harta benda mereka, seperti peralatan elektronik dan dokumen penting. Namun, upaya mereka terkendala oleh derasnya aliran air yang masuk ke dalam rumah. Kondisi ini menunjukkan betapa cepat dan dahsyatnya banjir yang terjadi.

Sungai Amprong dan Brantas Meluap

Penyebab utama banjir di Lesanpuro adalah meluapnya Sungai Amprong. Sungai yang biasanya mengalir tenang tiba-tiba tidak mampu menampung debit air yang sangat tinggi akibat hujan deras. Kondisi serupa juga terjadi di Kampung Warna Warni, Jodipan, di mana debit air Sungai Brantas yang naik menyebabkan banjir di pemukiman warga.

Alarm banjir yang sempat berbunyi di Kampung Warna Warni menjadi peringatan dini bagi warga. Namun, kecepatan banjir membuat sebagian warga kesulitan menyelamatkan diri dan harta benda mereka.

Kota Batu Juga Terdampak

Tidak hanya Kota Malang, Kota Batu juga mengalami dampak yang cukup signifikan akibat hujan deras. Wilayah sentra kuliner di depan Alun-Alun Kota Batu berubah menjadi lautan lumpur akibat derasnya aliran air. Video dan foto kejadian ini viral di media sosial, menunjukkan betapa parah kondisi yang terjadi.

Selain itu, di Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, sebuah bangunan dilaporkan ambrol akibat terjangan hujan deras. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, Agung Sedayu, mengungkapkan bahwa bangunan yang terletak di belakang Plaza Batu tersebut ambrol diduga karena tidak mampu menahan derasnya hujan dengan intensitas tinggi.

Analisis Lebih Lanjut

Peristiwa banjir yang melanda Kota Malang dan Batu ini menyoroti sejumlah permasalahan, antara lain:

  • Sistem Drainase yang Tidak Memadai: Hujan deras dengan intensitas tinggi mengungkap kelemahan sistem drainase di kedua kota. Saluran air yang tidak mampu menampung debit air yang besar menyebabkan terjadinya genangan dan banjir.
  • Tata Ruang yang Tidak Ramah Lingkungan: Pembangunan yang tidak memperhatikan aspek lingkungan, seperti alih fungsi lahan menjadi permukiman, mengurangi kapasitas resapan air dan memperparah masalah banjir.
  • Kurangnya Kesiapsiagaan Masyarakat: Meskipun telah ada peringatan dini, namun masih banyak warga yang belum siap menghadapi bencana banjir. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang cara menghadapi bencana.

Upaya Penanggulangan Bencana

Pemerintah Kota Malang dan Batu perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah banjir yang berulang. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:

  • Peningkatan Sistem Drainase: Perlu dilakukan perbaikan dan peningkatan kapasitas saluran drainase di seluruh wilayah yang rawan banjir.
  • Penataan Ruang yang Lebih Baik: Pemerintah perlu melakukan penataan ruang yang lebih baik dengan memperhatikan aspek lingkungan dan mitigasi bencana.
  • Peningkatan Kesiapsiagaan Masyarakat: Perlu dilakukan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat tentang cara menghadapi bencana banjir, termasuk cara evakuasi dan penyelamatan diri.

Banjir yang melanda Kota Malang dan Batu merupakan peringatan bagi kita semua akan pentingnya pengelolaan sumber daya air yang baik dan kesiapsiagaan menghadapi bencana. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk mencari solusi jangka panjang agar peristiwa serupa tidak terulang kembali di masa depan.

Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network
Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network
Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network

Ketik kata kunci lalu Enter

close
pasang iklan media online nasional pewarta network