Malang, malangterkini.id - Keberadaan polisi tidur di Jalan Terusan Dieng, Kecamatan Sukun, Kota Malang, telah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat, khususnya pengguna jalan. Pasalnya, pembangunan polisi tidur di jalan raya yang notabene merupakan jalur utama ini dinilai tidak tepat dan justru mengganggu kenyamanan pengendara.
Kritik Netizen Mengalir Deras
Melalui media sosial, khususnya Facebook, warga Malang ramai-ramai menyuarakan ketidaksetujuan mereka terhadap keberadaan polisi tidur tersebut. Akun Ivan Permana, salah satu pengguna Facebook yang pertama kali mengunggah video polisi tidur di Jalan Terusan Dieng, menjadi pemantik perdebatan. Dalam videonya, terlihat jelas tiga buah polisi tidur berjajar di tengah jalan raya, memaksa pengendara untuk mengurangi kecepatan secara drastis.
Berbagai komentar kritis pun bermunculan di kolom komentar unggahan tersebut. Netizen menyoroti beberapa masalah terkait polisi tidur ini, antara lain:
- Jumlah yang berlebihan: Banyak netizen yang berpendapat bahwa tiga buah polisi tidur dalam jarak yang relatif dekat terlalu banyak dan tidak diperlukan. Mereka beranggapan bahwa dua buah polisi tidur saja sudah cukup untuk mengurangi kecepatan kendaraan.
- Warna yang menyatu dengan jalan: Warna hitam pada polisi tidur yang sama dengan warna aspal jalan membuat pengendara sulit untuk melihatnya, terutama pada malam hari. Hal ini berpotensi menimbulkan kecelakaan, terutama bagi pengendara yang tidak familiar dengan kondisi jalan tersebut.
- Dampak negatif terhadap kendaraan: Beberapa netizen mengeluhkan kerusakan pada kendaraan akibat melintas di atas polisi tidur yang terlalu tinggi dan keras. Getaran yang dihasilkan oleh polisi tidur dapat merusak suspensi kendaraan dan komponen lainnya.
- Gangguan terhadap kenyamanan pengendara: Keberadaan polisi tidur yang terlalu banyak dan tidak sesuai standar membuat perjalanan menjadi tidak nyaman. Pengendara sering kali harus mengurangi kecepatan secara mendadak dan mengalami guncangan yang cukup keras.
Siapa Bertanggung Jawab?
Hingga saat ini, belum ada pihak yang secara resmi mengaku bertanggung jawab atas pembangunan polisi tidur di Jalan Terusan Dieng. Fredi, seorang juru parkir yang bertugas di sekitar lokasi, mengungkapkan bahwa polisi tidur tersebut baru dibangun pada Sabtu, 7 Desember 2024. Namun, ia tidak mengetahui siapa pihak yang menginisiasi pembangunan tersebut.
"Polisi tidur ini dibangun kemarin, cuman gak tau siapa yang bikin," ujar Fredi saat ditemui pada Minggu, 8 Desember 2024.
Dilema antara Keselamatan dan Kenyamanan
Keberadaan polisi tidur memang memiliki tujuan yang baik, yaitu untuk mengurangi kecepatan kendaraan dan meningkatkan keselamatan pengguna jalan, terutama di kawasan pemukiman atau sekolah. Namun, pembangunan polisi tidur harus dilakukan secara bijaksana dan mempertimbangkan berbagai aspek, seperti kondisi jalan, volume kendaraan, dan kebutuhan masyarakat.
Di sisi lain, terlalu banyak polisi tidur juga dapat menimbulkan masalah baru. Selain mengganggu kenyamanan pengendara, polisi tidur yang tidak sesuai standar juga dapat merusak infrastruktur jalan dan kendaraan.
Solusi yang Komprehensif
Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan solusi yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:
- Evaluasi ulang keberadaan polisi tidur: Pemerintah daerah perlu melakukan evaluasi secara berkala terhadap keberadaan polisi tidur di seluruh wilayah. Polisi tidur yang sudah tidak berfungsi atau tidak sesuai standar perlu dibongkar atau diperbaiki.
- Pembuatan rambu-rambu lalu lintas: Selain polisi tidur, pemerintah juga perlu memasang rambu-rambu lalu lintas yang jelas dan mudah dipahami oleh pengendara. Rambu-rambu ini dapat berupa rambu peringatan, rambu batas kecepatan, atau rambu lainnya yang relevan.
- Sosialisasi kepada masyarakat: Masyarakat perlu diberikan sosialisasi mengenai pentingnya mematuhi peraturan lalu lintas dan berkendara dengan aman. Sosialisasi dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti media sosial, spanduk, atau leaflet.
- Peningkatan kualitas jalan: Pemerintah perlu meningkatkan kualitas jalan agar lebih halus dan rata. Dengan demikian, pengendara tidak perlu lagi merasa terganggu oleh polisi tidur yang terlalu banyak dan tidak nyaman.
Kontroversi polisi tidur di Jalan Terusan Dieng menjadi cerminan dari permasalahan yang lebih luas terkait pengelolaan lalu lintas di perkotaan. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mencari solusi yang terbaik, sehingga tercipta kondisi lalu lintas yang aman, nyaman, dan lancar bagi semua pengguna jalan.