Kepala SDN 1 Sidodadi, Sugianto, menjelaskan bahwa kerusakan bangunan sekolahnya sudah berlangsung cukup lama. “Bangunan sekolah sudah cukup tua dan mengalami pelapukan. Atap sering bocor dan tidak layak diperbaiki lagi. Jika dipaksakan, dikhawatirkan dindingnya akan ikut roboh,” ujarnya.
Perjuangan Panjang untuk Perbaikan
Sugianto mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengajukan permohonan perbaikan sejak tahun 2021. Namun, usulan tersebut belum mendapat prioritas dari pemerintah daerah. “Kami sangat berharap sekolah kami segera diperbaiki. Kondisi seperti ini sangat mengganggu proses belajar mengajar,” ungkapnya.
Meskipun demikian, SDN 1 Sidodadi mendapatkan bantuan pembangunan gedung baru untuk TIK (Teknologi Informasi Komunikasi) dan toilet pada tahun 2023. Namun, masalah utama yaitu kerusakan ruang kelas tetap belum teratasi.
Dampak Terhadap Proses Belajar Mengajar
Kerusakan ruang kelas tentu saja berdampak besar pada proses belajar mengajar di SDN 1 Sidodadi. Siswa terpaksa belajar di musala, ruang komputer, dan gedung TIK. Bahkan, untuk kegiatan keagamaan seperti istighosah dan salat duha, mereka harus melakukannya di lapangan.
“Kondisi ini tentu saja tidak ideal. Siswa membutuhkan ruang kelas yang nyaman dan layak untuk belajar,” ujar Sugianto.
Janji Bupati Malang untuk Segera Memperbaiki
Menanggapi kondisi tersebut, Bupati Malang, H. M. Sanusi, telah memberikan janji untuk segera melakukan perbaikan terhadap seluruh sekolah yang rusak, termasuk SDN 1 Sidodadi. “Kami akan segera rapatkan untuk membahas solusi terbaik. Semua sekolah rusak akan menjadi prioritas kami,” tegasnya.
Data Sekolah Rusak di Kabupaten Malang
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kabupaten Malang tahun 2024, masih ada 206 SD negeri yang mengalami kerusakan. Rinciannya adalah 46 lembaga mengalami kerusakan ringan, 66 lembaga rusak sedang, dan 94 lembaga rusak berat.
Tantangan dan Solusi
Kondisi ratusan sekolah rusak di Kabupaten Malang merupakan masalah kompleks yang membutuhkan solusi komprehensif. Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain:
- Anggaran yang terbatas: Pemerintah daerah memiliki keterbatasan anggaran untuk memperbaiki seluruh sekolah yang rusak dalam waktu singkat.
- Prioritas pembangunan: Pemerintah daerah harus menentukan prioritas pembangunan, mengingat banyaknya kebutuhan pembangunan lainnya.
- Proses perencanaan dan pelaksanaan yang panjang: Proses perencanaan dan pelaksanaan perbaikan sekolah membutuhkan waktu yang cukup lama.
Untuk mengatasi masalah ini, beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain:
- Optimalisasi penggunaan anggaran: Pemerintah daerah perlu mengoptimalkan penggunaan anggaran yang ada untuk perbaikan sekolah.
- Kerjasama dengan pihak swasta: Pemerintah daerah dapat menjalin kerjasama dengan pihak swasta untuk membantu perbaikan sekolah.
- Partisipasi masyarakat: Masyarakat dapat dilibatkan dalam proses perbaikan sekolah, baik secara finansial maupun tenaga.
- Pemanfaatan teknologi: Penggunaan teknologi konstruksi yang modern dapat mempercepat proses perbaikan sekolah.
Pentingnya Pendidikan yang Berkualitas
Kondisi sekolah yang rusak tentu saja berdampak pada kualitas pendidikan. Anak-anak memiliki hak untuk belajar di lingkungan yang aman, nyaman, dan mendukung proses pembelajaran. Oleh karena itu, perbaikan sekolah merupakan investasi jangka panjang untuk masa depan generasi muda.