Malang, malangterkini.id - Sebuah insiden penjambretan yang sangat disayangkan terjadi di Kabupaten Malang, tepatnya saat umat Muslim tengah merayakan Hari Raya Idul Fitri. Peristiwa yang menimpa sebuah keluarga ini bahkan terekam oleh kamera pengawas (CCTV) yang terpasang di sekitar lokasi kejadian, menjadi bukti penting bagi pihak kepolisian dalam melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Keluarga yang menjadi korban dalam aksi kriminal ini adalah keluarga Bapak Sutikno, seorang pria berusia 35 tahun yang tinggal di Desa Baran Ngingit, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Saat kejadian berlangsung, dua orang pelaku dengan niat jahat merampas sebuah kalung beserta liontin yang sedang dikenakan oleh putri kecil Bapak Sutikno. Tindakan keji ini tentu saja menimbulkan trauma dan kerugian materiil bagi keluarga korban.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun, peristiwa penjambretan tersebut terjadi pada hari Minggu, tanggal 31 Maret (tanpa menyebutkan tahun, namun berdasarkan konteks berita lain dari sumber yang sama, kemungkinan besar adalah 2025), sekitar pukul 06.30 WIB. Pada saat itu, Bapak Sutikno sedang menjalankan ibadah salat Idul Fitri di masjid bersama dengan warga masyarakat lainnya. Suasana khidmat perayaan hari besar umat Islam ini justru dimanfaatkan oleh para pelaku untuk melancarkan aksinya.
Di rumah, saat kejadian berlangsung, hanya ada Shellyna Ayu, istri Bapak Sutikno yang berusia 25 tahun, bersama dengan putri mereka yang menjadi korban penjambretan. Sekitar pukul 07.40 WIB, setelah ibadah salat Id selesai dan suasana Lebaran mulai terasa, Shellyna tengah sibuk menata berbagai hidangan lezat di ruang tamu rumah mereka. Ia mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut kedatangan sanak saudara dan para tamu yang akan bersilaturahmi di hari yang penuh berkah ini.
Saat Shellyna sedang asyik menata meja hidangan, tiba-tiba pandangannya tertuju pada dua orang laki-laki yang tidak dikenalnya. Kedua orang asing tersebut terlihat berjalan mendekati rumahnya dan kemudian berhenti tepat di depan rumah tetangga mereka. Awalnya, Shellyna tidak menaruh curiga sedikit pun terhadap kedua orang tersebut. Dalam benaknya, ia bahkan sempat mengira bahwa kedua orang itu adalah keponakan atau kerabat jauh yang hendak bertamu ke rumahnya dalam rangka merayakan Lebaran. Pikiran positif dan suasana kekeluargaan yang kental di hari raya membuat Shellyna tidak waspada terhadap potensi bahaya.
Karena mengira mereka adalah tamu, Shellyna pun berinisiatif untuk keluar dari rumah dan menyapa kedua orang asing tersebut dengan ramah. Tanpa disadari oleh Shellyna, putrinya yang masih kecil juga ikut keluar bersamanya. Kehadiran Shellyna dan putrinya di luar rumah inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh kedua pelaku untuk melancarkan aksi kejinya.
Begitu melihat Shellyna dan putrinya keluar dari rumah, kedua pelaku tanpa ragu dan tanpa basa-basi langsung melompati pagar kecil yang membatasi halaman rumah Bapak Sutikno dengan rumah tetangga mereka. Tindakan cepat dan agresif ini menunjukkan bahwa kedua pelaku memang telah memiliki niat jahat dan mengincar keluarga tersebut sebagai sasaran.
Setelah berhasil melompati pagar, kedua pelaku langsung mengejar Shellyna dan putrinya. Salah seorang pelaku bahkan sempat berusaha untuk mengambil secara paksa kalung yang sedang dikenakan oleh Shellyna. Namun, beruntung bagi Shellyna, ia berhasil menghindar dan segera melarikan diri keluar rumah untuk mencari pertolongan kepada warga sekitar. Teriakan Shellyna yang panik dan berusaha meminta bantuan tentu saja membuat suasana yang tadinya tenang menjadi riuh.
Melihat Shellyna berhasil melarikan diri dan usahanya untuk merampas kalung gagal, pelaku yang lain dengan cepat mengalihkan sasarannya kepada putri kecil Shellyna yang masih berada di dekatnya. Tanpa belas kasihan, pelaku tersebut langsung mengambil secara paksa kalung yang melingkar di leher anak kecil itu. Setelah berhasil mendapatkan barang berharga tersebut, kedua pelaku langsung melarikan diri dari lokasi kejadian, meninggalkan Shellyna dan putrinya yang tentu saja sangat terkejut dan ketakutan.
Usai kejadian nahas tersebut, Shellyna yang masih dalam keadaan syok dan panik segera melaporkan peristiwa penjambretan yang baru saja dialaminya dan putrinya ke kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Tumpang. Laporan ini diharapkan dapat segera ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian agar pelaku dapat segera ditangkap dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Tumpang, Inspektur Polisi Satu (Iptu) Winanto, saat dikonfirmasi oleh awak media pada hari Senin, tanggal 7 April (kemungkinan besar 2025, mengikuti konteks berita), membenarkan adanya laporan mengenai kejadian penjambretan yang menimpa keluarga Bapak Sutikno. Beliau mengungkapkan bahwa barang yang berhasil dirampas oleh pelaku adalah perhiasan berupa kalung beserta liontin yang sedang dikenakan oleh putri korban. Kerugian materiil akibat aksi penjambretan ini ditaksir mencapai sekitar Rp 2.960.000.
Lebih lanjut, Iptu Winanto menegaskan bahwa pihaknya saat ini tengah melakukan penyelidikan intensif untuk mengungkap identitas dan keberadaan para pelaku penjambretan tersebut. Berbagai upaya telah dilakukan, termasuk meminta keterangan dari sejumlah saksi yang diduga mengetahui atau melihat kejadian tersebut. Keterangan para saksi ini diharapkan dapat memberikan petunjuk yang signifikan bagi pihak kepolisian dalam mengidentifikasi ciri-ciri pelaku dan melacak keberadaan mereka.
"Sampai sekarang masih dalam tahap penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi yang mengetahui kejadian tersebut," ujar Iptu Winanto. Beliau juga menambahkan bahwa penyelidikan kasus ini tidak hanya dilakukan oleh Polsek Tumpang saja, tetapi juga melibatkan Unit Operasional (Opsnal) dari Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polres Malang. Kerja sama antara Polsek dan Polres ini menunjukkan keseriusan pihak kepolisian dalam menangani kasus ini dan berupaya secepat mungkin untuk menangkap para pelaku.
Peristiwa penjambretan yang terjadi di tengah perayaan Hari Raya Idul Fitri ini tentu saja sangat mengejutkan dan menimbulkan keprihatinan di tengah masyarakat. Hari yang seharusnya diisi dengan kebahagiaan dan kebersamaan keluarga justru ternoda oleh tindakan kriminal yang merugikan dan menakutkan. Keberadaan kamera CCTV di sekitar lokasi kejadian menjadi aset penting bagi pihak kepolisian dalam proses penyelidikan. Rekaman CCTV diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai ciri-ciri fisik pelaku, kendaraan yang digunakan (jika ada), serta kronologi kejadian secara keseluruhan. Bukti visual ini akan sangat membantu dalam mengidentifikasi dan menangkap para pelaku.
Pihak kepolisian mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati terhadap potensi tindak kriminalitas, terutama di tempat-tempat umum dan pada saat-saat keramaian. Meskipun Hari Raya Idul Fitri adalah momen yang penuh sukacita, namun kewaspadaan tetap perlu ditingkatkan. Masyarakat juga diimbau untuk tidak memakai perhiasan berlebihan di tempat umum yang dapat memicu tindak kejahatan. Selain itu, peran aktif masyarakat dalam memberikan informasi kepada pihak kepolisian jika melihat atau mengetahui adanya aktivitas yang mencurigakan juga sangat penting dalam membantu menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif.
Kasus penjambretan ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua tentang pentingnya menjaga keamanan diri dan keluarga di mana pun kita berada. Tindakan kriminalitas dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, bahkan di saat-saat yang seharusnya penuh dengan kebahagiaan. Oleh karena itu, kewaspadaan dan kehati-hatian harus menjadi bagian dari gaya hidup kita sehari-hari. Semoga pihak kepolisian dapat segera mengungkap kasus penjambretan ini dan menangkap para pelaku agar mereka dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya sesuai dengan hukum yang berlaku. Keadilan bagi korban dan rasa aman bagi masyarakat harus terus diupayakan.