Malang, malangterkini.id - Seorang pengendara sepeda motor menyampaikan keluhan yang kemudian menjadi viral di media sosial terkait dugaan tercampurnya air dalam bahan bakar Pertamax yang diisinya di sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Ciliwung yang berlokasi di Kota Malang, Jawa Timur. Keluhan ini mencuat melalui sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @exploremalang, yang dengan cepat menarik perhatian warganet dan menimbulkan berbagai spekulasi.
Dalam rekaman video yang beredar luas tersebut, terlihat dengan jelas proses pengambilan sampel bahan bakar dari tangki sepeda motor yang bermasalah. Bahan bakar tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sebuah botol bening, di mana визуально teramati adanya dua lapisan cairan yang berbeda dan tidak menyatu. Lapisan bagian atas menampilkan warna biru yang menjadi ciri khas dari produk bahan bakar Pertamax, sementara lapisan di bagian bawah tampak berwarna kecoklatan, yang oleh pengunggah video dan konsumen yang bersangkutan diduga kuat sebagai air. Fenomena ini tentu menimbulkan pertanyaan serius mengenai kualitas bahan bakar yang dijual di SPBU tersebut.
Keterangan yang menyertai unggahan video tersebut menjelaskan kronologi kejadian yang dialami oleh konsumen. Disebutkan bahwa setelah melakukan pengisian bahan bakar di SPBU yang bersangkutan, yang diidentifikasi sebagai salah satu SPBU plat merah atau SPBU milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di wilayah Kota Malang, kendaraan roda dua milik konsumen tersebut mengalami mogok pada keesokan harinya. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, diduga kuat penyebab mogoknya sepeda motor tersebut adalah bahan bakar yang telah tercampur dengan air, yang dalam narasi video disebut sebagai "BBM oplosan".
Pengunggah video juga menyampaikan harapan agar pihak terkait segera melakukan perbaikan terhadap produk dan kualitas layanan SPBU, serta memberikan kompensasi atau ganti rugi kepada konsumen yang telah dirugikan akibat dugaan kasus bahan bakar tercampur air ini. Permintaan ini mencerminkan kekecewaan konsumen terhadap potensi kerugian materiil dan ketidaknyamanan yang dialaminya akibat kejadian tersebut.
Menanggapi keluhan yang viral dan menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Malang dan pengguna media sosial, PT Pertamina (Persero) segera mengambil langkah untuk melakukan klarifikasi. Melalui pernyataan resmi, Pertamina membantah dengan tegas klaim dari konsumen yang menyebutkan bahwa bahan bakar Pertamax yang dijual di SPBU Ciliwung tercampur air hingga menyebabkan sepeda motornya mengalami kerusakan dan mogok. Bantahan ini didasarkan pada hasil inspeksi mendadak (sidak) dan pengecekan langsung yang dilakukan oleh pihak Pertamina di SPBU yang bersangkutan setelah adanya laporan keluhan dari konsumen.
Klaim mengenai dugaan bahan bakar Pertamax tercampur air ini muncul setelah seorang konsumen melaporkan bahwa sepeda motornya tiba-tiba mogok pada hari Minggu, 13 April 2025. Kejadian mogok tersebut terjadi sehari setelah konsumen yang bersangkutan melakukan pengisian bahan bakar Pertamax di SPBU Ciliwung pada hari Sabtu, 12 April 2025. Berdasarkan kejadian tersebut, konsumen kemudian menduga bahwa bahan bakar yang telah dibelinya di SPBU tersebut telah terkontaminasi oleh air, yang kemudian menjadi penyebab utama kerusakan pada kendaraannya.
Sales Branch Manager Fuel Pertamina I Malang, Arga Satya, memberikan keterangan resmi terkait permasalahan ini. Ia menyatakan bahwa pihaknya telah menindaklanjuti secara serius aduan yang telah viral di media sosial tersebut. Lebih lanjut, Arga Satya menegaskan bahwa berdasarkan hasil pengecekan yang telah dilakukan oleh timnya menggunakan pasta air, sebuah metode standar untuk mendeteksi keberadaan air di dalam tangki penyimpanan bahan bakar, tidak ditemukan adanya indikasi campuran air di dalam tangki pendam yang berisi bahan bakar Pertamax di SPBU Ciliwung.
"Kita tindaklanjuti aduan yang viral. Sudah kami cek dengan pasta air bahwa terbukti di tangki pendam tidak terdapat air. Kita lihat sampel biru bening dan tidak terdapat air," ujar Arga Satya pada hari Senin, 14 April 2025, menyampaikan hasil investigasi awal yang dilakukan oleh pihaknya. Pernyataan ini secara langsung membantah dugaan awal konsumen mengenai adanya air dalam tangki penyimpanan di SPBU.
Selain melakukan pengecekan pada tangki pendam, Arga Satya juga memberikan informasi mengenai volume transaksi penjualan bahan bakar Pertamax di SPBU Ciliwung pada hari yang sama dengan waktu pembelian oleh konsumen yang mengajukan keluhan. Ia mengungkapkan bahwa tercatat sebanyak 440 transaksi pembelian Pertamax di SPBU tersebut pada hari Sabtu, 12 April 2025. Namun, dari ratusan transaksi tersebut, hanya satu konsumen yang menyampaikan keluhan terkait kualitas bahan bakar yang dibelinya.
"Dan hanya satu yang komplain dari 440 konsumen. Kita juga sudah konfirmasikan. Lainnya gak ada laporan, harusnya aman," ungkapnya, menunjukkan bahwa mayoritas konsumen lain yang melakukan pengisian bahan bakar pada hari yang sama tidak mengalami masalah serupa. Hal ini semakin memperkuat dugaan Pertamina bahwa permasalahan yang dialami oleh satu konsumen tersebut kemungkinan besar tidak bersumber dari kualitas bahan bakar di SPBU.
Lebih lanjut, pihak Pertamina menyampaikan dugaan alternatif mengenai penyebab mogoknya sepeda motor konsumen yang bersangkutan. Arga Satya menjelaskan bahwa mengingat kondisi cuaca dengan curah hujan yang tinggi belakangan ini, pihaknya tidak dapat sepenuhnya исключить kemungkinan adanya kebocoran pada tangki bahan bakar sepeda motor milik konsumen. Kebocoran tersebut berpotensi menyebabkan air hujan masuk dan bercampur dengan bahan bakar di dalam tangki kendaraan. Namun, Arga Satya menekankan bahwa pihaknya tidak dapat memberikan kepastian mengenai hal ini karena memerlukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap kendaraan konsumen.
"Kalau kita lihat hujan tinggi, kita tidak bisa memungkiri ada kemungkinan kebocoran di tangki motor, tapi kami tidak bisa memastikan karena harus di cek. Terpenting, kami pastikan di SPBU tidak ada campuran air," tegas Arga Satya, kembali meyakinkan publik bahwa hasil pengecekan di SPBU tidak menemukan adanya kontaminasi air pada bahan bakar yang disimpan.
Sebagai langkah preventif untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang, Pertamina telah memberikan instruksi kepada seluruh operator SPBU di wilayah Malang dan sekitarnya untuk secara rutin melakukan pengecekan terhadap tangki pendam bahan bakar setiap pagi sebelum memulai operasional. Langkah ini bertujuan untuk memastikan kualitas dan keamanan bahan bakar yang disalurkan kepada konsumen tetap terjaga dengan baik.
"Jadi yang pasti kita minta setiap pagi SPBU melakukan pengecekan itu dan ini kewajiban semua SPBU. Insyaallah terkait air kita bisa terhindar," ucap Arga Satya, menunjukkan komitmen Pertamina untuk terus meningkatkan pengawasan dan kualitas layanan di seluruh jaringan SPBU-nya.
Kasus dugaan tercampurnya air dalam bahan bakar Pertamax di SPBU Ciliwung Malang ini menjadi pengingat penting bagi konsumen untuk selalu waspada dan teliti terhadap kualitas bahan bakar yang mereka beli. Di sisi lain, kejadian ini juga menyoroti pentingnya pengawasan yang ketat dan rutin dari pihak Pertamina terhadap seluruh SPBU di bawah naungannya guna memastikan kualitas produk dan layanan yang diberikan kepada masyarakat sesuai dengan standar yang ditetapkan. Klarifikasi yang diberikan oleh Pertamina diharapkan dapat meredam kekhawatiran masyarakat dan memberikan pemahaman yang lebih jelas mengenai situasi yang sebenarnya. Meskipun demikian, investigasi lebih lanjut terhadap kendaraan konsumen yang mengalami masalah mungkin diperlukan untuk mengetahui penyebab pasti dari kejadian mogok tersebut. Kejadian ini juga menekankan pentingnya komunikasi yang efektif antara konsumen dan penyedia layanan agar setiap keluhan dapat ditangani dengan cepat dan transparan, sehingga kepercayaan konsumen tetap terjaga.